Translate

Tuesday, August 8, 2017

17 Agustus Pemersatu Bangsa

Print Friendly and PDF

wisata kali biru, kulon progo, Jogjakarta


 Agustusan identik dengan perayaan hari kemerdekaan bangsa indonesia biasanya mereka merayakan dengan berbagai kegiatan mulai dari anak-anak sampai yang dewasa. Semua rakyat bahagia menyambut bulan yang satu ini walaupun ada sebagian yang bilang “percuma merayakan kemerdekaan hidup aku tetep seperti ini”. Biarin dehh. Mulai dari perlombaan untuk anak-anak sampai amal kegiatan sosial yang dilakukan komunitas atau dari pemda setempat.

Banyak pemikiran yang ingin saya sampaikan tentang kemerdekaan dari sesuatu yang paling bahagia sampai yang menyedihkan. Saya sadar diri mungkin pemikiranku sedikit nyleneh, ngawur ga masuk akal tapi apa boleh buat saya suka mengikuti pemikiran gus dur makanya sedikit gila tidak karuan.

Indonesia mungkin dalam teorinya negaranya yang besar, iya emang negara besar , maksudnya negara yang paling besar wilayahnya bukan besar martabatnya. Warganya sangat sadar akan hal ini tapi sebagian mereka tidak peduli akan hal ini, padahal kalau kita sedikit peduli misalnya peduli dari hal yang paling kecil yaitu membangun dari dusun ke dusun desa ke desa bukankah sudah hebat jika semua warga bisa berpikir semacam ini. Tapi aku sadar meanset orang indonesia sudah bobrok dalam hal cinta tanah air.

Diusinya yang udah 72 tahun mari kita bareng-bareng bangun sistem kemartabatan negeri ini, okelah kita jangan berpikir tentang membangun ekonomi terlebih dahulu kita bangun terlebih dahulu pondasi harga diri atau kewibawaan bangsa ini dimata dunia. Bagaimana caranya?? Kita bangun revolusi akhlak sebelum revolusi mental (ingat indonesia warganya lagi bobrok tentang cinta tanah air).

Revolusi akhlak yang dimaksud kita perbaiki dulu hubungan kita dengan Tuhan kita masing-masing. Misal bagi yang muslim diwajibkan menjalankan rukun islam, orang islam harus hafidz quran yang non muslim harus hafal kitabnya masing-masing. Bukankah sulit membangun manusia yang semacam itu?? Nah makanya dari awal aku sudah bilang untuk membangun indonesia yang bermartabat harus dari dusun ke dusun. Bayangin kalau setiap ketua RT bisa mengontrol kegiatan apakah bukan hal yang tidak mungkin lagi. Right?

Setelah berhubungan baik dengan Tuhannya, sekarang berhubungan yang baik sesama masyarakat, kita harus sadari lagi sistem gotong royong semakin kesini semakin bobrok, pemikiranku untuk menjadi bangsa yang bermartabat bisa dilihat bagaimana masyarakatnya berilmu sosial tinggi salah satunya saling gotong royong. Coba bayangin lagi kalau didusunmu masyarakatnya saling gotong royong dalam setiap hal bukankah waktu dilihat menyenangkan, jika setiap minggu diadakan kebersihan dusun dan senam bersama (tidak usah lama-lama sampai jam 11) diseluruh indonesia pasti pas diliput media enak ditonton. Hebat bukan jika warganya sadar akan hal yang paling kecil ini tapi sudah dilupakan.

Indonesia negara yang bhineka harusnya bangga akan yang satu ini kita mempunyai banyak ras, suku. Menghargai satu sama lain menghargai haknya bernegara di Republik ini harusnya dimafaatkan kebhinekaanya bukan dimanfaakan untuk dibully. Akhir – akhir ini miris melihat negara ini semakin hari semakin hilang rasa bhinekanya, menghakimi satu orang karena berbeda pandangan. Pancasila seakan tidak berfungsi lagi demokrasi seakan terbunuh ketidak adilan semakin jelas terlihat. Sebagian orang pro pemerintah  sebagian orang kontra pemerintah. Mau sampai akan berpecah belah semacam ini?? Harusnya kita dukung pemerintah bukan mengkritik tanpa memberi solusi.

Ditahun 2017 bulan agustus ini mari kita hentikan pertikain antar bangsa, kan ngeri lihat asing tertawa melihat antar bangsa indonesia bertikai, kita bersatu dibulan pemersatu kemerdekaan bangsa ini. Anak muda jangan jadi orang yang pandai mengkrikik tanpa memberi solusi. Jangan hanya berdemo tanpa memberikan efek yang benar buat negara. Kita rayakan 17 agustus bersama-sama tanpa membedakan suku, agama dan ras karena kita INDONESIA, mulai saat ini kita merdekakan bangsa ini. INDONESIA JAYA INDONESIA HEBAT
DIRGAHAYU NEGERI KU DIRGAHAYU INDONESIA KE 72
MERDEKA BANGSA INDONESIA

“Jangan bertanya apa yang sudah diperbuat  negara untukmu tapi bertanyalah apa yang sudah kamu perbuat untuk negara ini” John F Kennedy Presiden AS ke-35

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . Bung Karno

“Jangan bertannya kapan negara ini maju kalau belum Bangun negara dari dusun ke dusun seluruh Indonesia” Irfan sandusi

*irfan sandusi*

Thursday, August 3, 2017

Tidak tau sama sekali atau pura-pura tidak tau.

Print Friendly and PDF


Sedikit belajar tentang yang namanya kebohongan atau kejujuran dalam berhubungan dengan pasangannya, saling tukar informasi atar pasangan hal yang lumarah dari setiap hubungan. Apakah kita yakin informasi yang selalu kita terima tidak menyakitkan??

Semakin banyak hal yang kita tahu sepertinya semakin sakit juga hati ini, bukan memunafikan diri emang kenyataanya seperti ini. Jangan jadi orang sok kuat padahal lemah. Memang hal yang wajar karena sifat manusia salah satunya gengsi, beberapa dari kita mungkin lebih memilih acuh tak acuh dalam hal semacam ini.

Tidak tau sama sekali sama halnya kita meniggalkan orang yang kita sayang, jujur memang posisi ini sulit bagi kita yang setengah-setngah dalam menghadapinya.

Ajaibnya banyak dari kita memilih menerima perlakuan semacam ini, mungkin karena sudah sangat sayang sama dianya atau emang dianya yang bodoh. Harusnya kita belajar dari pengalaman bukan semakin kita menerima banyak pengalaman, makin sakit bukan?? Padahal salah satu hak manusia adalah menerima kebebasan, kebebasan yang dimaksud dalam hal ini hal tentang bertahan atau meninggalkan.

Kita mungkin sadar akan hal ini tapi kita seolah-olah pura – pura tidak tau, semestinya secepatnya harus berubah, ambil keputusan yang terbaik buat hubunganya. Bayangan saja untuk mewujudkan simbiosis mutualisme, kita jujur dan dianya jujur kitanya siap menerima dianya siap menerima. Yakinlah sesuatu yang dilandasi dengan saling menerima tanpa kebohongan pasti menghasil manfaat bukan mudharat.

“Tau atau tidak mau tau, kalian harus siap tau. Terimalah apa adanya!!!”
*irfan sandusi*