Translate

Wednesday, December 18, 2019

Print Friendly and PDF
pic funday in jatiluhur, purwakarta
JANGAN AJARI SAYA TENTANG KEGAGALAN
                                                                                                                                    
Banyak persepsi tentang kegagalan sebab kegagalan pasti ditemui oleh semua orang. Yang namanya kegagalan peristiwa paling menyakitkan apalagi pada saat dimana kita tidak bisa memutar balik waktu. Rasa inginnya memutar ulang peristiwa dimana kita tidak bisa mengejar atau mendapatkan momentum berhasil, sebenarnya ini proses alami (wajar) pada manusia.
Kembali ke awal dimana banyak manusia yang takut akan kegagalan, sebab setelah merasa gagal disitu pula timbul penyesalan dibarengi solusi atau cara untuk mendapatkan proses berhasil itu. Jika kita sering membaca quotes tentang para tokoh dunia yang pernah mengalami kegagalan berkali-kali dalam proses menuju kesuksesannya misalnya saja tokoh terkenal tiongkok Jack Ma, ilmuwan terkenal Albert Einsten dan masih banyak lagi. 
Dalam menanggapi proses kegagalan itu tiap manusia tentunya berbeda dalam mencari solusinya. Dalam proses adaptasi perasaan ketika menjumpai ketidakberhasilan harus secepatnya diatasi sebab ada sebagian manusia yang merasa strees ketika mengalaminya, sering kita menjumpai di media cetak maupun media social yang memberitakan tentang efek negative dari kegagalan misalnya saja aksi bunuh diri disebabkan gagal mencapai target contohnya dalam karir, rumah tangga, pendidikan dll. Proses adaptasi ini sangat penting karena sedikit mengurangi dampak shock yang dialami beberapa orang.
Yang perlu kita ubah adalah pola pikir tentang tekad kita untuk sukses, jika pola pikir kita tidak bisa menerima kegagalan bisa dipastikan kita sedikit repot mengurus perasaan kita. Percayalah kegagalan adalah sebuah proses adapatasi untuk menuju target kesuksesan kita. Tak perlu bersedih jika dalam beberapa percobaan hanya menemui kegagalan, bacalah kisah cerita Albert Einsten dimana beliau yang IQ nya tinggi saja berkali-kali menemui kegagalan sampai akhirnya beliau berhasil menciptakan proses kesuksesannya lewat kerja keras dan pembelajaran proses kegagalan itu. Bayangkan saja jika Einsten berhenti ketika merasa gagal beliau tidak mencoba lagi bisa dipastikan sekarang kita hidup tanpa listrik.
Akhirnya, inti sari dari celotehan penulis ini mengajak para pembaca untuk terus berjuang menggapai kesuksesan yang kita impikan. Jangan mudah bersedih ketika saat ini kita belum mencapai target sukses yang kita impikan. Sukses adalah sebuah kebutuhan oleh karenanya kita harus berjuang semaksimal mungkin jangan mudah baper saat belum telaksana saat ini. Sampai saat ini penulis pun demikian belum menemui kesusksesan yang penulis impikan, penulis pun banyak penyesalan ketika merasa gagal sering kali berpikir “kenapa dulu ga ini ya, kenapa pas ada kesempatan ga bisa memanfaatkan” dan masih banyak celotehan didalam hati ini. Tapi alhamdulilah penulis dikelilingi orang- orang yang hebat makanya bisa kuat sampai sekarang. Terimakasih

Tabik,
Irfan sandusi

JANGAN LUPA BERSYUKUR KARENA PUNCAK SEBUAH KESUKSESAN ADALAH SAAT KITA MASIH BISA BERNAFAS DAN SEHAT – IRS

TETAP SEMANGAT DAN SUKSES SELALU – BAMBANG PAMUNGKAS

Tuesday, August 8, 2017

17 Agustus Pemersatu Bangsa

Print Friendly and PDF

wisata kali biru, kulon progo, Jogjakarta


 Agustusan identik dengan perayaan hari kemerdekaan bangsa indonesia biasanya mereka merayakan dengan berbagai kegiatan mulai dari anak-anak sampai yang dewasa. Semua rakyat bahagia menyambut bulan yang satu ini walaupun ada sebagian yang bilang “percuma merayakan kemerdekaan hidup aku tetep seperti ini”. Biarin dehh. Mulai dari perlombaan untuk anak-anak sampai amal kegiatan sosial yang dilakukan komunitas atau dari pemda setempat.

Banyak pemikiran yang ingin saya sampaikan tentang kemerdekaan dari sesuatu yang paling bahagia sampai yang menyedihkan. Saya sadar diri mungkin pemikiranku sedikit nyleneh, ngawur ga masuk akal tapi apa boleh buat saya suka mengikuti pemikiran gus dur makanya sedikit gila tidak karuan.

Indonesia mungkin dalam teorinya negaranya yang besar, iya emang negara besar , maksudnya negara yang paling besar wilayahnya bukan besar martabatnya. Warganya sangat sadar akan hal ini tapi sebagian mereka tidak peduli akan hal ini, padahal kalau kita sedikit peduli misalnya peduli dari hal yang paling kecil yaitu membangun dari dusun ke dusun desa ke desa bukankah sudah hebat jika semua warga bisa berpikir semacam ini. Tapi aku sadar meanset orang indonesia sudah bobrok dalam hal cinta tanah air.

Diusinya yang udah 72 tahun mari kita bareng-bareng bangun sistem kemartabatan negeri ini, okelah kita jangan berpikir tentang membangun ekonomi terlebih dahulu kita bangun terlebih dahulu pondasi harga diri atau kewibawaan bangsa ini dimata dunia. Bagaimana caranya?? Kita bangun revolusi akhlak sebelum revolusi mental (ingat indonesia warganya lagi bobrok tentang cinta tanah air).

Revolusi akhlak yang dimaksud kita perbaiki dulu hubungan kita dengan Tuhan kita masing-masing. Misal bagi yang muslim diwajibkan menjalankan rukun islam, orang islam harus hafidz quran yang non muslim harus hafal kitabnya masing-masing. Bukankah sulit membangun manusia yang semacam itu?? Nah makanya dari awal aku sudah bilang untuk membangun indonesia yang bermartabat harus dari dusun ke dusun. Bayangin kalau setiap ketua RT bisa mengontrol kegiatan apakah bukan hal yang tidak mungkin lagi. Right?

Setelah berhubungan baik dengan Tuhannya, sekarang berhubungan yang baik sesama masyarakat, kita harus sadari lagi sistem gotong royong semakin kesini semakin bobrok, pemikiranku untuk menjadi bangsa yang bermartabat bisa dilihat bagaimana masyarakatnya berilmu sosial tinggi salah satunya saling gotong royong. Coba bayangin lagi kalau didusunmu masyarakatnya saling gotong royong dalam setiap hal bukankah waktu dilihat menyenangkan, jika setiap minggu diadakan kebersihan dusun dan senam bersama (tidak usah lama-lama sampai jam 11) diseluruh indonesia pasti pas diliput media enak ditonton. Hebat bukan jika warganya sadar akan hal yang paling kecil ini tapi sudah dilupakan.

Indonesia negara yang bhineka harusnya bangga akan yang satu ini kita mempunyai banyak ras, suku. Menghargai satu sama lain menghargai haknya bernegara di Republik ini harusnya dimafaatkan kebhinekaanya bukan dimanfaakan untuk dibully. Akhir – akhir ini miris melihat negara ini semakin hari semakin hilang rasa bhinekanya, menghakimi satu orang karena berbeda pandangan. Pancasila seakan tidak berfungsi lagi demokrasi seakan terbunuh ketidak adilan semakin jelas terlihat. Sebagian orang pro pemerintah  sebagian orang kontra pemerintah. Mau sampai akan berpecah belah semacam ini?? Harusnya kita dukung pemerintah bukan mengkritik tanpa memberi solusi.

Ditahun 2017 bulan agustus ini mari kita hentikan pertikain antar bangsa, kan ngeri lihat asing tertawa melihat antar bangsa indonesia bertikai, kita bersatu dibulan pemersatu kemerdekaan bangsa ini. Anak muda jangan jadi orang yang pandai mengkrikik tanpa memberi solusi. Jangan hanya berdemo tanpa memberikan efek yang benar buat negara. Kita rayakan 17 agustus bersama-sama tanpa membedakan suku, agama dan ras karena kita INDONESIA, mulai saat ini kita merdekakan bangsa ini. INDONESIA JAYA INDONESIA HEBAT
DIRGAHAYU NEGERI KU DIRGAHAYU INDONESIA KE 72
MERDEKA BANGSA INDONESIA

“Jangan bertanya apa yang sudah diperbuat  negara untukmu tapi bertanyalah apa yang sudah kamu perbuat untuk negara ini” John F Kennedy Presiden AS ke-35

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . Bung Karno

“Jangan bertannya kapan negara ini maju kalau belum Bangun negara dari dusun ke dusun seluruh Indonesia” Irfan sandusi

*irfan sandusi*

Thursday, August 3, 2017

Tidak tau sama sekali atau pura-pura tidak tau.

Print Friendly and PDF


Sedikit belajar tentang yang namanya kebohongan atau kejujuran dalam berhubungan dengan pasangannya, saling tukar informasi atar pasangan hal yang lumarah dari setiap hubungan. Apakah kita yakin informasi yang selalu kita terima tidak menyakitkan??

Semakin banyak hal yang kita tahu sepertinya semakin sakit juga hati ini, bukan memunafikan diri emang kenyataanya seperti ini. Jangan jadi orang sok kuat padahal lemah. Memang hal yang wajar karena sifat manusia salah satunya gengsi, beberapa dari kita mungkin lebih memilih acuh tak acuh dalam hal semacam ini.

Tidak tau sama sekali sama halnya kita meniggalkan orang yang kita sayang, jujur memang posisi ini sulit bagi kita yang setengah-setngah dalam menghadapinya.

Ajaibnya banyak dari kita memilih menerima perlakuan semacam ini, mungkin karena sudah sangat sayang sama dianya atau emang dianya yang bodoh. Harusnya kita belajar dari pengalaman bukan semakin kita menerima banyak pengalaman, makin sakit bukan?? Padahal salah satu hak manusia adalah menerima kebebasan, kebebasan yang dimaksud dalam hal ini hal tentang bertahan atau meninggalkan.

Kita mungkin sadar akan hal ini tapi kita seolah-olah pura – pura tidak tau, semestinya secepatnya harus berubah, ambil keputusan yang terbaik buat hubunganya. Bayangan saja untuk mewujudkan simbiosis mutualisme, kita jujur dan dianya jujur kitanya siap menerima dianya siap menerima. Yakinlah sesuatu yang dilandasi dengan saling menerima tanpa kebohongan pasti menghasil manfaat bukan mudharat.

“Tau atau tidak mau tau, kalian harus siap tau. Terimalah apa adanya!!!”
*irfan sandusi*